Arsip untuk Mei, 2013

Komunikasi lintas budaya adalah suatu proses pengiriman pesan yang dilakukan oleh anggota dari suatu budaya tertenti kepada anggota lainnya dari budaya lain. Perwujudan dari sebuah budaya yaitu benda-benda yang dihasilkan oleh manusia yang berbudaya dan itu menghasilkan beragam kebudayaan, contohnya bahasa, pakaian, makanan, cara berperilaku, dan masih banyak yang lainnya. Budaya suatu negara akan berbeda dengan negara yang lain. Budaya Korea dengan Indonesia. Meskipun banyak orang yang mengatakan bahwa budaya Korea dengan Indonesia hampir memiliki kesamaan, namun tetap saja ada yang beda dari kedua budaya tersebut.

Berikut karakteristik dari budaya Korea.

1.   Agama

Tradisi Konfusianisme mendominasi kepercayaan dan pemikiran bangsa Korea, bersama Buddhisme, Taoisme dan Shamanisme.Agama Buddha menjadi agama resmi Tiga Kerajaan (57 SM-935 M) dan dinasti Goryeo (935-1392).Paham Konfusianisme mencapai masa keemasan pada zaman dinasti Joseon (1392-1910).Agama Kristen dibawa oleh misionaris Eropa menjelang akhir periode Joseon dan pada abad ke-20 meningkat pesat.Agama Islam yang baru diperkenalkan di Korea sejak perang Korea oleh tentara Turki, memiliki pengikut di Korea (2007; ±140 ribu jiwa). Walau begitu sebanyak 46,5% populasi Korea Selatan mengaku tidak mengikuti suatu kepercayaan tertentu. Di Korea Utara, kebebasan beragama mendapat tekanan.

2.   Bahasa

Bahasa resmi Korea Utara dan Selatan adalah bahasa Korea. Klasifikasi genealogis bahasa Korea masih diperdebatkan, 2 bagian kelompok ilmuwan yang berbeda pendapat menyatakan bahasa Korea termasuk bahasa rumpun Altai-Tungusik, yang lainnya adalah bahasa isolat, yakni tercipta karena meminjam penggunaan bahasa lain. Namun sebagian besar memasukkan bahasa Korea ke dalam rumpun bahasa Altai-Tungusik bersama bahasa TurkikMongol,Tungusik, dan Jepang.

Bahasa Korea memiliki morfologi yang aggluginatif dengan tata bahasa (syntax) yang serupa dengan bahasa Jepang, yakni SOV (Subject + Object + Verb).Seperti bahasa Jepang dan Vietnam, bahasa Korea banyak sekali meminjam kosakata dari bahasa Tionghoa yang tidak berkaitan.Bahasa Korea modern ditulis dengan abjad Hangeul, yang diciptakan pada abad ke-15 oleh Raja Sejong.

3.   Makanan

Masakan Korea (Han-sik) sebagian besar adalah hasil fermentasi dan sebagian besar sudah terkenal di dunia karena diakui manfaat kesehatannya sepertiKimchi dan Doenjang. Cara memasak makanan tradisional Korea memperlihatkan cara yang unik dalam pembuatan dan penyajian. Masakan Korea umumnya terdiri dari nasi, sayur-sayuran yang dibumbui, sup, rebusan, lauk pauk daging dan ikan. Jenis masakan Korea sangat bervariasi berdasarkan daerah-daerahnya.

Kimchi adalah salah satu makanan orang-orang korea, makanan ini terbilang makanan yang sederhana, dan dapat disimpan dalam waktu lama, serta dikenal berasa kuat dan pedas. Banyak sajian banchan dibuat dari proses fermentasi, menghasilkan rasa pedas, kuat dan asin. Setiap daerah memiliki rasa bumbu kimchi yang berbeda-beda

4.   Pendidikan

Sistem sekolah modern di Korea Selatan terbagi menjadi 6 tahun untuk sekolah dasar, masing-masng 3 tahun untuk SMP dan SMU.Program Penilaian Siswa Internasional (Program for International Student Assessment) yang dijalankan oleh OECD baru-baru ini menempatkan pendidikan Korea Selatan di peringkat 11 dunia. Walau siswa-siswa sekolah Korea Selatan seringkali menempati ranking tinggi pada tes komparatif internasional, sistem pendidikannya sering dikritik karena menerapkan cara pembelajaran yang pasif dan terlalu banyak menghafal. Sistem pendidikan Korea Selatan yang tergolong disiplin dan terstruktur adalah pengaruh Konfusianisme yang sudah tertanam sejak lama dalam masyarakat Korea.Siswa-siswanya jarang memiliki waktu cukup untuk bersantai karena mengalami tekanan untuk berprestasi baik dan masuk universitas ternama.Disana juga Wajib Militer selama 2 tahun.Itu wajib untuk semua anak laki-laki.

5.   Pakaian

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot).Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).

Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting.Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.

Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu.Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.

Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.

6.   Seni dan Budaya

Dalam teks kuno Tiongkok, negeri Korea dijuluki Sungai dan pegunungan yang disulam di atas sutera atau Negeri Timur yang Bersatu.Selama berabad-abad, Korea menjalin hubungan dengan Tiongkok dalam berbagai bidang.Korea dikenal di dunia barat melalui pedagang-pedagang Arab yang pergi ke Tiongkok lewat jalur sutera.Para pedagang Arab pada tahun 845 M (zaman Silla Bersatu) menuliskan Di dekat Tiongkok ada negeri yang berlimpah emas bernama Silla yang mempesonakan mereka.

Korea memiliki corak kebudayaan yang beragam yang berasal dari akar asli yang dibentuk dalam berbagai kesenian dan tarian. Budaya Tionghoa yang diimpor selama berabad-abad ikut berperan membentuk sistem sosial dan norma berdasarkan Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Hasilnya adalah beragamnya bentuk manifestasi dan akulturasi antara budaya asli Korea dan Tiongkok yang unik.Dari sini Korea berperan besar dalam mentransfer budaya yang maju ke Jepang.

Dalam budaya kontemporer, Korea dikenal akan tren Korean Wave yang dihasilkan menyebarnya popularitas budaya musik popfilm dan drama Korea, serta baru-baru ini tren video game dan Boyband dan Girlband Korea. Namun diplomasi secara kultural adalah diakuinya olahraga tradisional Korea, Taekwondo, ke dalam pesta olahraga internasional Olimpiade.

7.   Tarian

Tarian istana (Gungjung Muyong) yang dipentaskan di istana ditampilkan oleh para penari profesional untuk tujuan kesenangan dan memiliki karakter yang berbeda dari tarian festival istana atau tarian rakyat yang mengikutsertakan orang-orang untuk menari bersama.Berdasarkan lukisan di makam dinding Goguryeo, dipercaya tarian istana Korea telah ada sejak zaman Tiga Kerajaan.

Tarian rakyat Korea bermula dari berbagai ritual keagamaan dan upacara pemujaan kepada dewata-dewata shamanisme (gut) serta perayaan-perayaan rakyat.Tarian rakyat yang lahir dari peristiwa-peristiwa ini dibentuk dan dipelihara oleh masyarakat sebagai hal yang penting dalam kehidupan mereka.Lama-kelamaan tarian-tarian ini menyatu ke dalam berbagai aktivitas masyarakat selain kegiatan religius seperti untuk hiburan dan kesenian.

Menurut narasumber yang diwawancarai, Cha Moojin, budaya di Indonesia dan Korea tidak jauh beda. Dia mengatakan bahwa, orang Indonesia dan Korea sama ramahnya. Korea tidak memiliki banyak  budaya di setiap suku bangsanya. Budaya yang ada di Korea bersifat umum.Tidak seperti halnya budaya di Indonesia yang terdapat dari budaya beberapa suku bangsa.Dari mulai tarian, Korea membedakan tarian ke dalam dua jenis yaitu, tarian istana dan tarian rakyat Korea.Salah satu tarian yang paling dikenal adalah tarian istana, Gungjung Muyong. Gungjung Muyong adalah tarian yang diikuti oleh beberapa orang dengan cara berpegangan tangan satu sama lain membentuk sebuah lingkaran. Kemudian, Korea Selatan yang menjalankan program WAMIL karena hubungannya dengan negara tetangga Korea Utara yang sampai saat ini masih hambar hingga harus memisahkan satu negara menjadi dua negara. Pria Korea Selatan yang berumur 20-30 TAHUN diwajibkan mengikuti program wajib militer selama 2,3-2,5 tahun. Biasanya para pria akan stress ketika mendapatkan panggilan untuk wajib militer.

Beberapa golongan yang tidak diwajibkan untuk mengikuti wajib militer antara lain,

1.    Orang yang cacat

2.    Seorang ilmuan

3.    Orang yang berjasa bagi negara, seperti Ahn Jung Hwan cs yang berhasil masuk semi final pada Piala Dunia tidak wajib mengikuti wamil.

4.    Para kriminal

5.    Seorang yang mengalami cedera fisik.

6.    Jika seorang laki-laki adalah pencari nafkah utama.

7.    Sudah menikah serta tidak memiliki anak laki-laki.

8.    Seorang anak tunggal laki-laki. Hal ini untuk memastikan warisan dari keluarga atau penerus keturunan keluarga.

sumber : http://afrianties.blogspot.com/2012/03/budaya-korea.html

Tugas SoftSkill ke- 2

Saya berumur 25 thn, dan saat ini sedang menjalin hubungan dengan seorang pria yang perbedaan usianya 8 taun lebih tua dari saya. Kami telah melakukan pacaran jarak jauh hampir 1 taun, karena saya kerja di Jakarta dan dia kerja di Jogja. Pertemuan kami pun tidak menentu. Kadang 2 bulan sekali ato bahkan lebih. Komunikasi kami (telpon, SMS, dan email), Alhamdulillah lancar. Saya sangat menikmati hubungan ini.. Walo kata orang susah.. namun saya berusaha untuk menikmatinya. Dan Alhamdulillah hingga saat ini kami belum pernah bertengka Dan kami berusaha untuk pacaran yang biasa – biasa saja  seperti pacaran Islami. Masalah datang dari keluarga saya orang tua saya kurang menyetujui hubungan kami dengan beberapa alasan, yaitu pekerjaan, umur, latar belakang keluarga. Mungkin akan saya jelaskan satu persatu..

– Mengenai pekerjaan
Pacar saya bekerja di perusahaan leasing, sudah hampir 3 taun, dengan penghasilan tetap, dan gaji yang lumayan (menurut saya), karena dia sudah bisa membeli kebutuhannya sendiri. Namun menurut orang tua saya, pacar saya belum mapan. Karena perusahaannya yang kurang bonafid, tidak memberikan kesejahteraan di hari tua nanti sperti tunjangan kesehatan, pensiun, dll. Maklum orang tua saya adalah pensiunan BUMN, dimana sampai saat ini masih mendaptkan pensiun dan dana kesehatan. Dan juga.. terkadang orang tua saya menyinggung soal gaji. Menurut mereka.. gaji pacar saya lebih kecil dari saya.. Dan mereka khawatir, jika suatu saat kami menikah, sayalah yang akan menanggung semua biaya hidup rumah tangga kami.
Saya sudah membicarakan masalah ini kepada pacar saya.. Dan dia akan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, yang sesuai dengan keinginan orang tua saya. Paling tidak, pacar saya ingin membuktikan kepada kedua orang tua saya, jika dia akan bertanggung jawab atas saya.
Namun.. saat saya mencoba membicarakan hal ini kepada ibu saya.. Ibu saya malah mengatakan “Iya kapan usaha nya.. kapan suksesnya.. Nanti aja kalo uda sukses baru deket – deket lagi. Kalo sekarang ga usah deket deket dulu…”

– Mengenai umur
Orang tua saya mengatakan bahwa pacar saya terlalu tua untuk saya. Bagaimana nanti jika kami punya anak yang masih keci, dan ayahnya sudah berumur banyak. Yah memang sih.. masuk akal.. Tapi.. apakah iya.. itu merupakan patokan?

– Mengenai latar belakang keluarga
Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, ayah saya adalah pensiunan BUMN. Dan pernah suatu saat, saya bersitegang dengan kedua org tua saya tentang hal ini… Mereke mengatakan bahwa saya harus dapat jodoh yang setara. Setara keluarganya dengan kita dan juga setara pekerjaannya. Terus terang saya tidak pernah mengorek lebih dalam tentang keluarga pacar saya itu. Karena saya pikir itu privacy keluarga nya dia. Namun secara garis besar saya tau, karena saya sudah dekat dengan keluarganya, terutama ibunya. Alhamdulillah. Mereka adalah keluarga yang utuh, sederhana, dan tidak pernah neko – neko. Memang jika dilihat dari segi materi orang tua saya lebih dari orang tua pacar saya tapi apa iya itu yang dijadikan patokan toh keluarga pacar saya adalah keluarga baik – baik.

Pernah suatu hari.. saya mendengar dari sepupu saya.. klo orang tua saya pernah berfikir saya dipelet

Begitu juga klo saya pulang ke Jogja, dan pacar saya main ke rumah saya.. Orang tua saya lebih sering mengabaikan dia. Terkadang dicuekin.. Dan pacar saya bilang kalau dia merasa tidak nyaman maen ke rumah saya… Namun dia berusaha positif thinking.. dan ingin pelan – pelan mendekati kedua orang tua saya

saya bingung.. di satu sisi.. saya sayang kepada orang tua saya.. dan saya tidak ingin menjadi anak durhaka. Kalaupun menikah, saya ingin mendapat restu dari keduanya. Namun di sisi lain, Pak.. Saya juga sayang dengan pacar saya.. Karena dia sangat mengerti saya.. saya merasa nyaman saat bersama dia.. Dan dalam diri saya.. ada keyakinan bahwa dia akan menjadi suami yang baik & bertanggung jawab, serta ayah yang baik bagi anak – anak kami kelak.

Pacar saya slalu kasi support kepada saya untuk selalu tetep berusaha dan bersabar. Juga berdoa kepada Allah untuk minta petunjuk dan dibukakan jalan untuk masalah kami.. kesabaran dan usaha gigih dia yang membuat saya jadi semakin semangat untuk siap mengarungi bahtera rumah tangga bersama dia.

Tanggapan dan Solusi

Ada banyak sebab mengapa orangtua tidak merestui jodoh pilihan anaknya. Diantaranya: mereka menyangka kebahagiaan anak terletak pada harta yang berlimpah. Untuk menepis pemahaman yang keliru itu, anak perlu menunnjukkan di depan mata beliau bahwa harta itu tidak mempengaruhi kebahagiaan anak. Perlu anak perlihatkan bahwa kebahagiaan anak ditentukan olah hal-hal lain, misalnya: cinta, keasyikan dalam berjuang, ibadah, dll.

Kemungkinan lainnya, ortu merasa malu bila memiliki menantu yang kurang sederajat. Mungkin mereka malu bahwa anaknya “tidak laku” sampai-sampai memilih jodoh yang “lebih rendah”. Untuk menepisnya, hendaknya kita berusaha menunjukkan bahwa pilihan kita membanggakan, bukan hanya bagi kita, melainkan juga orangtua kita dan orang-orang dekat kita lainnya.

Intinya, kita perlu mencari akar permasalahannya sebelum menentukan solusinya. Akar permasalahan itu biasanya tersembunyi, tidak melalui kata-kata, seperti “merasa malu bila memiliki menantu yang kurang sederajat”.

Persoalan semacam ini dapat kita pandang sebagai kesempatan yang diberikan kepada kita supaya kita meningkatkan kualitas diri kita dalam banyak hal. Dengan demikian, kita menjadi lebih mampu untuk menghadapi masalah-masalah berat lainnya kelak.

Selain itu, adanya masalah semacam ini berarti bahwa kita diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk lebih banyak beramal. Bagaimanapun, kehidupan kita di dunia hanya selama beberapa puluh tahun. Waktunya teramat singkat bila dibandingkan dengan kehidupan kita kelak di akhirat: selama-lamanya!

Sementara itu, kita tidak perlu “memaksa” Tuhan untuk meluluhkan hati orangtua. Lebih baik kita berserah diri saja kepada-Nya. Biarlah Dia yang menentukan kapan hati orangtua luluh. Bahkan seandainya luluhnya hari orangtua terjadi di akhirat kelak, itu pun tidak mengapa. Tuhanlah yang Mahatahu apa yang baik bagi kita.